Jumat, 21 September 2018

Kwaran Banjar Margo Laksanakan Perkemahan Giat Prestasi

Banjar Margo, 21 september 2018. Bertempat di Bumi Perkemahan Kampung Mekar Jaya, Kwaran Banjar Margo melaksanakan Perkemahan Giat Prestasi yang akan dilaksanakan selama tiga hari mulai dari tanggal 21 sd 23 september 2018.


Peserta giat Perkemahan ini terdiri dari utusan Gudep mulai dari Penggalang, Pembina dan Pandega serta utusan SAKO se-Kwaran Banjar Margo Tulang Bawang, dan dari SAKO SPN Banjar Margo mengutus peserta Putra maupun Putri sebagai bentuk peran aktifnya dalam Perkemahan ini.


Perkemahan Giat Prestasi ini di buka secara langsung oleh Camat  Banjar Margo yang sekaligus Ketua Majelis Pembina Kwaran Banjar Margo, serta di dampingi oleh Sekretaris Mabiran yang juga sekaligus Ketua Mabicab Sako SPN tulang bawang .


Dan turut hadir dalam acara pembukaan Perkemahan ini diantaranya adalah Ketua serta Pengurus Kwaran dan Tokoh Masyarakat se-Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. (KIM Dpd Ldii Tuba)


Sabtu, 02 Juni 2018

Bupati Tulang Bawang Undang LDII Buka Bersama

LDII Kabupaten Tulang Bawang beserta ormas lain, Toga, Tomas dan unsur Muspida buka puasa bersama dirumah jabatan Bupati Tulang Bawang Hj. Winarti, SE, MH pada hari Kamis, (31/05).

Bupati berharap komunikasi antara pemerintah dan tokoh masyarakat agar tetap terjalin harmonis, banyak hal yang harus dibicarakan bersama, contohnya taman wisata cakat raya haruslah menjadi destinasi yang juga jadi ikon Tulang Bawang, semua itu bisa terwujud bila ada masukan dari tokoh adat.

“Selain itu program pemerintah harus tersosialisasi dengan baik juga butuh peran serta tokoh masyarakat”, ujar Winarti dalam sambutanya.

Hadir juga mantan Bupati 2 periode Dr. Abdurahman Sarbini yang lebih dikenal Mance dan juga tokoh penting Tulang Bawang, Herman TB yang juga turut memberikan sambutan. Sementara LDII diwakili oleh Wakil Ketua DPD LDII Tulang Bawang Sriyanto, Wakil Sekertaris H.Sukiman, S.Pd dan Bidang Pendidikan Agama dan Dakwah Ust. Agung Hw. Acara diakhiri dengan sholat magrib berjamaah dan buka puasa bersama.(Rpm/KIM dpd ldii tuba)

Sumber:

http://www.ldiilampung.com/bupati-tulang-bawang-undang-ldii-buka-bersama.html


Rabu, 23 Mei 2018

Kapolda Lampung Ikut Sertakan DPD LDII Tulang Bawang Dalam Kegiatan Safari Ramadhan 1439 H

Kapolda Lampung Irjen Pol Drs Suntana, Msi
LDII.OR.ID | Tulang Bawang. Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Lampung Irjen Pol Drs Suntana, Msi memberikan santunan kepada warga yang kurang mampu dan membagikan takjil secara gratis kepada pengendara mobil dan motor di lampu merah Terminal Menggala pada Rabu sore (23 mei 2018).

Kapolres Tulang Bawang, AKBP Raswanto Hadiwibowo, mengatakan pemberian santunan ini diberikan kepada Lima Orang warga yang tidak mampu, “Mereka mendapatkan bingkisan berupa sembako dan uang tunai, yang diberikan langsung oleh Kapolda Lampung,” ujar AKBP Raswanto.
Pembagian Takjil & bantuan Oleh Kapolda Lampung

Usai memberikan santunan, Kapolda juga berkesempatan membagikan takjil secara gratis kepada pengendara mobil dan motor yang sedang berhenti di perempatan lampu merah, “ada 250 paket takjil yang dibagikan pada rangkaian awal kegiatan Safari Ramadan Kapolda Lampung di Kabupaten Tulang Bawang ini,” terang Kapolres.
Pengurus DPD LDII Tulang Bawang Berserta Forkopimda

Setelah pembagian takjil, Bapak Kapolda beserta rombongan segera menuju ke Islamic Centre Tulang Bawang untuk melakukan buka puasa bersama dan salat magrib secara berjamaah. Tampak hadir mendampingin Bapak Kapolda Lampung dalam kegiatan pemberian santunan dan pembagian takjil ini  yaitu Dir Binmas Polda Lampung Kombes Johni Soeroto, Bupati Tulang Bawang Hj.Winarti, SE,.MH, Wakil Bupati Tulang Bawang Bapak Hendriwansyah, Danlanud Pangeran M Bunyamin Letkol Pnb Ahmad Mulyono, Kapolres Tulangbawang, Dandim 0426 Tulang Bawang Letkol Arm Kus Fiandar Yusuf, PJU Polres Tulangbawang dan Kapolsek beserta Jajaran Kepolisian Resort Tulang Bawang, Forkopimda Kabupaten Tulang Bawang, Ketua KPUD, Ketua Panwaslu, Perwakilan dari DPD LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Kabupaten Tulang Bawang, diantaranya adalah Ust. Effendi Satria Wijaya selaku Wanhatda DPD LDII Tulang Bawang, Bp Sriyanto selaku Wakil Ketua DPD LDII Tulang Bawang dan H Sukiman, Spd, Pimpinan Ormas Islam, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat setempat dan Ormas Senkom Mitra Polri Kabupaten Tulang Bawang.
Dalam sambutannya, Bapak Kapolda menyampaikan agar pembangunan infrastruktur diimbangi dengan keamanan yg kondusif sehingga berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat, karena investor akan merasa aman berinventasi di wilayah itu, selain dari hal tersebut kapolda juga berpesan agar masyarakat ikut aktif memerangi Narkoba dan Terorisme.

Dan juga Bupati Tulang Bawang dalam sambutannya menyampaikan rasa terimakasih atas perhatian khusus Kapolda yg berkenan mengadakan Safari Romadhon di Kabupaten Tulang Bawang, Bupati berharap komunikasi yg terjalin baik antara pemerintah daerah dan pihak keamanan agar tetap terjaga dan semakin bersinergi demi aman dan nyamannya masyarakat Tulang Bawang. (Rizal PM/KIM dpd ldii tuba)

Rabu, 16 Mei 2018

LDII Tulang Bawang Hadiri Forum Diskusi Bersama TNI-POLRI dan FKUB



LDII.OR.ID | Tulang Bawang-Rabu 16 Mei 2018. Seiring dengan maraknya tindakan teror dibeberapa wilayah di Indonesia akhir-akhir ini, maka Kepolisian Resort Tulang Bawang bersama Kodim 0426/TB mengadakan pertemuan resmi dengan berbagai Tokoh Lintas Agama se Tulang Bawang, acara ini dilaksanakan di Aula Polres Tulang Bawang yang langsung di pimpin oleh Kapolres dan Dandim 0426 TB.



Hadir dalam acara tersebut utusan masing masing Ormas Islam baik dari NU, Muhammadiyah dan LDII serta utusan Agama Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu.



Dalam diskusi tersebut menyepakati untuk saling menjaga  keamanan di wilayah masing-masing serta meningkatkan rasa toleransi dalam menyikapi perbedaan, serta bersatu dalam mempertahankan NKRI. ROFIK RIDWAN,SH,MM hadir selaku wakil dari LDII menyampaikan bahwa apapun bentuknya, LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) dengan tegas mengutuk aksi teror tersebut, selain itu hadir juga ketua MUI dan ketua FKUB Tulang Bawang. (KIM DPD LDII TUBA)


Senin, 14 Mei 2018

LDII Tulang Bawang "Kami Mengutuk Segala Bentuk Aksi Terorisme"



Lampung, Tulang Bawang : Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tulang Bawang mengutuk aksi teror bom bunuh diri tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5). Apapun alasannya, aksi teror tersebut tidak bisa ditolerir. 

Ketua DPD LDII Tulang Bawang Rofik Ridwan,SH,MM mengatakan, segala bentuk upaya teror yang mengatasnamakan agama tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.




Lebih lanjut Rofik mengatakan, “Kami kutuk kegiatan terorisme, kami lawan teroris, menjaga kerukunan dan keutuhan NKRI merupakan harga mati. Rofik Ridwan menghimbau, agar Rakyat Indonesia khususnya masyarakat Tulang Bawang meningkatkan kewaspadaan. Selain itu perlu meningkatkan kerukunan antar umat beragama, dan sesama umat beragama. 




Baginya, kerukunan dan kewaspadaan warga menjadi komponen utama dalam mempererat persatuan bangsa. Agar ke depan bisa mencegah terulangnya kejadian aksi teror bom atau sejenisnya. (Rpm/KIM Dpd Ldii Tuba)


Minggu, 11 Februari 2018

Rapat Perdana Pengurus Kwaran Banjar Margo Tahun 2018

LDII.OR.ID | Tulang Bawang. Pengurus Kwaran Banjar Margo melaksanakan Rapat Perdana di sekretariat SAKO SPN Tulang Bawang, acara di buka oleh Mabiran yg di wakili oleh sekretaris Mabiran kakak Rofik Ridwan, SH. MM, dilanjutkan oleh kakak In'am Masuri Sh,.MM selaku ketua kwaran Banjar Margo.


Hadir seluruh pengurus kwaran.
Rapat menghasilan beberapa kegiatan yg akan di laksanakan di th 2018


Sumber : KIM DPD LDII TUBA
Editor : Rizal PM


Kamis, 01 Februari 2018

Kisah Detail Kepemimpinan Kholid Bin Walid dari Bpk. H. Ridwan Aziz (Ulama LDII)

Ilustrasi


KECERDASAN MILITER KHALID BIN AL-WALID

Sejarah peradaban manusia mencatat banyak nama yang menggoreskan kisah di lembaran-lembaran zaman tentang keahlian militer yang layak ditiru. Di antara tokoh militer yang paling cemerlang adalah panglima Islam Khalid bin al-Walid radhiallahu ‘anhu. Ia berada di puncak para ahli strategi militer. Kesimpulan itu berangkat dari kemampuannya menggetarkan benteng-benteng Persia dan Romawi dalam hitungan tahun yang singkat saja –atas izin Allah-. Padahal dua kerajaan itu adalah kerajaan adidaya. Karena kepemimpinan militernya, Islam tersebar di Jazirah Arab, Iraq, dan Syam dengan mulia dan penuh wibawa.

Saking mengerikan dan hebatnya tipu daya (strategi) Khalid dalam berperang, sampai-sampai Abu Bakar memujinya dengan ucapan, “Demi Allah, orang-orang Romawi akan lupa dengan tipu daya setan karena (kedatangan) Khalid bin al-Walid”. Abu Bakar radhiallahu ‘anhu juga mengatakan, “Para wanita tidak akan mampu lagi melahirkan seseorang seperti Khalid”.

Kaum muslimin mengenalnya dengan sebutan Saifullah (pedang Allah). Sebutan itu melekat bermula saat Rasulullah menyebutnya demikian di hari keislamannya,  “Engkau adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang Dia hunuskan kepada orang-orang musyrik”.

*Strategi Khalid bin al-Walid di Perang Mu’tah*

Di Perang Mu’tah –perang yang terjadi pada tahun 8 H-, 3000 pasukan Islam dikepung oleh 100.000 pasukan Romawi. Saat itu, tiga panglima pasukan kaum muslimin gugur di Mu’tah: Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah radiallahu ‘anhum. Kemudian orang-orang mengangkat Khalid bin al-Walid menjadi panglima.

Sadar dengan jumlah yang tidak sepadan, Khalid membuat taktik mundur yang begitu rapi. Gerakan mundur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga musuh takut untuk mengejar. Strategi yang unik, mundur dari medan perang, tapi musuh yang jumlahnya sangat besar, tersusun, dan bersenjata lengkap malah merasa ketakutan. Sehingga mereka tidak berani mengejar. Kaum muslimin pun pulang dengan selamat. Bahkan, setelah peperangan, taktik itu memberikan ketakutan yang membekas. Pasukan romawi yang sebelumnya meremehkan kaum muslimin, kini melihat mereka sebagai musuh yang menakutkan.

*Peran Besar Menghadapi Orang-Orang Murtad*

Setelah Rasulullah ﷺ wafat, Abu Bakar ash-Shiddiq diangkat menjadi pengganti beliau. Di masa itu, terjadi gelombang pemurtadan. Sebagian kabilah yang dulunya muslim, kemudian keluar dari Islam. Yang dulu, membayar zakat di zaman Nabi ﷺ, kini tidak lagi menunaikannya. Madinah mendapat ancaman. Kebijakan berani pun harus diputuskan oleh khalifah baru.

Abu Bakar menetapkan kebijakan dan sikap tegas atas pelanggaran ini. Ia mengutus panglima perangnya, Khalid bin al-Walid untuk membungkam pembangkangan. Melalui keputusan tegas Abu Bakar dan kemampuan militer Khalid, Allah ﷻ kembalikan kewibawaan kaum muslimin di Jazirah Arab.

*Membebaskan Negeri-Negeri Irak*

Setelah khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq merampungkan urusan dalam negeri, mulailah beliau berpikir mengamankan daerah perbatasan. Khususnya wilayah-wilayah yang berdekatan dengan Persia dan Romawi. Karena bukan rahasia lagi, dua kerajaan besar ini tengah mempersiapkan diri menyerang Daulah Islamyah yang baru tumbuh.

Abu Bakar mengutus panglima-panglima terbaiknya untuk mengamankan perbatasan. Khalid bin al-Walid membawa pasukan besar yang berjumlah 10.000 orang menuju Irak. Al-Mutsanna bin Haritsah asy-Syaibani menuju wilayah Hirah. Iyadh bin Ghanam menuju Daumatul Jandal dan kemudian bergabung ke wilayah Hirah. Dan Said bin al-Ash dengan 7000 pasukan menuju perbatasan Palestina. Persia dan Romawi pun dibuat sibuk oleh negara kecil yang berpusat di Madinah itu.

Khalid bin al-Walid berhasil merebut wilayah selatan Irak, kemudian menaklukkan Hirah. Sementara pasukan Iyadh menghadapi kesulitan melawan orang-orang Ghasasinah. Khalid pun datang membantu Iyadh. Setelah itu, ia kembali lagi menuju Irak.

*Rencana Menghadapi Romawi di Syam*

Ketika Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu mengetahui Heraclius menyiapkan 240.000 pasukan perang

untuk menyerang Madinah, ia sama sekali tak gentar. Abu Bakar tidak merasa ciut sehingga merasa perlu merendahkan diri dan mengikat perjanjian damai dengan Kaisar Romawi itu. Ia meresponnya dengan mengumumkan jihad ke seantero Hijaz, Nejd, dan Yaman. Seruannya pun disambut dari segala penjuru.

Setelah para mujahid datang, Abu Bakar menyiapkan empat brigade serang menuju Syam. Empat kelompok besar ini dipimpin oleh Yazid bin Abi Sufyan, Syurahbil bin Hasnah, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, dan Amr bin al-Ash. Kabar persiapan pasukan Arab Islam menuju Syam pun didengar oleh tuan rumah Romawi. Heraclius menyiapkan sambutan untuk tamunya dengan pasukan yang sangat besar. Lebih dari 120.000 pasukan disiapkan untuk menghadang pasukan Islam dari segala penjuru. Mengetahui besarnya jumlah pasukan musuh, panglima-panglima pasukan Islam berunding dan akhirnya bersepakat meleburkan 4 pasukan menjadi satu kelompok saja. Strategi ini diamini oleh Abu Bakar.

Strategi kaum muslimin juga direspon Romawi dengan menyatukan pasukan besarnya di bawah pimpinan Theodoric, saudara Heraclius. Jarak tempuh dua bulan perjalanan membuat panglima-panglima kaum muslimin ketar-ketir dengan stamina pasukan mereka. Mereka khawatir jarak tersebut membuat semangat tempur dan kesabaran pasukan menguap terpapar teriknya matahari padang pasir. Ditambah lagi materi pasukan musuh yang besar dan lengkap. Mereka pun meminta bantuan kepada Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq.

Surat permohonan bantuan tiba di Madinah. Setelah bermusyawarah dan mengetahui detil keadaan di lapangan, Abu Bakar memandang perlunya peralihan kepemimpinan pasukan. Perang besar ini butuh seorang pemimpin yang cerdas strateginya dan berpengalaman. Ia memerintahkan agar Khalid bin al-Walid yang berada di Irak berangkat menuju Syam. Abu Bakar perintahkan Khalid membagi dua pasukannya. Setengah ditinggal di Irak dan setengah lagi berangkat ke Syam. Pasukan Irak, Khalid serahkan kepad al-Mutsanna bin Haritsah. Kemudian ia bersama pasukan lainnya berangkat menuju Yarmuk menambah materi pasukan kaum muslimin di sana.

Strategi ini bertujuan agar aktivitas militer di Irak berjalan. Dan pasukan di Syam pun mendapat bantuan.

*Menajemen Pasukan Saat Menuju Syam*

Khalid menyiapkan batalyon yang kuat. Yang terdiri dari para panglima pilihan. Seperti: al-Qa’qa’ bin Amr at-Tamimi, Dharar bin al-Khattab, Dharar bin al-Azwar, Ashim bin Amr, dll. Sampai akhirnya terkumpullha 10.000 pasukan berangkat menuju Syam.

Kecerdasan strategi militer Khalid dalam Perang Yarmuk telah tampak sejak mula. Terlihat pada caranya memilih jalan menuju lembah Yarmuk. Ia memilih melewati gurun-gurun yang bergelombang dan memiliki sumber air yang langka, sehingga pergerakan pasukan tidak mencolok. Kontur tanah bergelombang menyembunyikan pasukan dari penglihatan. Sementara sumber air langka membuat orang-orang jarang tinggal atau melewati tempat tersebut. Sehingga kerahasiaan pasukan bantuan pun tetap terjaga. Tentunya strategi ini membutuhkan pengenalan detil terhadap kondisi alam.

Khalid mendiskusikan bagaimana solusi kebutuhan air pasukan dengan penunjuk jalannya, Rafi’ bin Amirah. Rafi’ menyarankan agar semua pasukan membawa air sekemampuan mereka masing-masing. Sedangkan kuda-kuda mereka disiapkan sumber air sendiri. Mereka membawa 20 onta yang besar. Onta-onta meminum air yang banyak. Kemudian pada saatnya nanti, mereka disembelih dan dimanfatkan simpanan air di tubuh mereka untuk kuda-kuda yang kehausan. Sedangkan dagingnya dimakan oleh pasukan.

Khalid memotivasi pasukannya dengan mengatakan, “Kaum muslimin, jangan biarkan rasa lemah menjalari kalian. Dan rasa takut menguasai kalian. Ingatlah, pertolongan Allah itu datang tergantung dengan niat. Dan besarnya pahala itu tergantung pada kadar kesulitan. Seorang muslim wajib untuk tidak khawatir terhadap sesuatu, selama Allah menolong mereka.”

Para pasukan menanggapi seruan Khalid, “Wahai Amir, Allah telah mengumpulkan banyak kebaikan pada dirimu. Lakukanlah strategi yang ada di benakmu dan berjalanlah bersama kami dengan keberkahan dari Allah”.

Rute perjalanan pasukan Khalid adalah Qarqarah Suwa, Arch, Palmyra, al-Qaryatayn, Huwwarin, Marj Rahit, Bosra, dan tujuan terakhir Yarmuk. Pasukan ini berjalan melibas padang pasir di saat malam, pagi, dan menjelang siang. Karena di waktu-waktu tersebut cuacanya tidak panas. Selain menghemat energi, cara ini juga menjaga penggunaan air agar tidak boros.

*Strategi Perang Yarmuk*

Sebelum tiba di Yarmuk, pasukan Khalid bertemu dengan pasukan Yazid bin Abi Sufyan, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Amr bin al-Ash, dan Syurahbil bin Hasnah di Ajnadayn. Kemudian para panglima itu berkumpul dan berdiskusi. Khalid mengatakan, “Jumlah pasukan musuh sekitar 240.000 orang. Sedangkan total pasukan kita 46.000 orang. Namun Alquran yang mulia mengatakan,

كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Betapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS:Al-Baqarah | Ayat: 249).

Tidak ada sejarahnya, perang dimenangkan semata-mata karena banyaknya jumlah. Tapi kemenangan itu karena mereka beriman kepada yang memerintahkannya, lurusnya niat, strategi untuk menang, dan persiapan.”

Setelah memahami gagasan-gagasan panglima yang lain dan mengetahui bahwa pasukan Romawi bersatu di bawah komando Theodoric, Khalid memantapkan pilihan menyatukan pasukan muslim di bawah satu komando pula. Strategi ini juga menutup celah setan untuk memecah belah pasukan apabila dipimpin oleh banyak pimpinan. Pada hari pertama perang, pasukan dipimpin oleh Khalid. Hari-hari berikutnya panglima yang lain bergiliran menjadi pimpinan pasukan.

Tidak diragukan lagi, Khalid sangat mumpuni dalam mengatur strategi perang. Ia memenangi banyak perang di Jazirah Arab dan berpengalaman menghadapi negara-negara besar. Kemampuannya mengeluarkan pasukan dari keadaan kritis juga luar biasa. Dan strategi perangnya selalu berbuah kemenangan.

Khalid mulai membagi pasukan Arab muslim menjadi 46 bataliyon. Setiap bataliyon terdiri dari 1000 pasukan dan dipimpin seseorang yang tangguh di antara mereka. Kemudian ia mengelompokkan pasukan-pasukan itu di jantung pasukan, sayap kanan, dan sayap kiri.

Jantung pasukan terdiri dari 15 bataliyon di bawa pimpinan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Pasukan sayap kanan juga terdiri dari 15 bataliyon yang dipimpin oleh Amr bin al-Ash dan Syurahbil bin Hasnah sebagai wakilnya. Demikian juga pasukan sayap kiri terdiri dari 15 bataliyon yang dipimpin oleh Yazid bin Abi Sufyan. Satu bataliyon lainnya berada di garis belakang. Bataliyon ini diizinkan bergerak bebas, tergantung kondisi perang. Pimpinan bataliyon akhir ini adalah Ikrimah bin Abi Jahl. Sementara Khalid bin al-Walid berada di jantung pasukan, memimpin mereka semua dari posisi tersebut. Setelah pasukan tertata rapi, ia menyemangati mereka untuk berjihad dan bersabar dalam menghadapi musuh.

Khalid menyusun rencana, memerintahkan pasukannya menunggu Romawi terlebih dahulu yang memulai peperangan. Ketika kuda-kuda mereka sudah menyerang garis depan pasukan Islam, Khalid instruksikan agar pasukan tetap membiarkan mereka leluasa hingga masuk jauh ke dalam sampai garis belakang pasukan. Di belakang, mereka akan disergap pasukan kavaleri (pasukan berkuda) kaum muslimin. Keadaan itu akan memecah pasukan infanteri Romawi dan kavalerinya. Kaum muslimin pun bisa dengan mudah melibas infanteri Romawi.

Khalid memilih taktik difensif karena di belakang mereka ada Kota Madinah yang harus dilindungi. Sedangkan orang-orang Romawi lebih memilih menyerang dahulu karena mereka berada di lembah Yarmuk yang dikelilingi oleh tiga bukit. Ketika orang-orang Romawi sampai di tempat itu, kaum muslimin menyeberangi sungai hingga berada di sisi kanannya. Dan orang-orang Romawi dikepung bukit sementara di hadapan mereka ada pasukan kaum muslimin.

Saat fajar hari, tanggal 28 Jumadil Ula 13 H, mulailah kaum muslmimin memprovokasi Romawi. Sesuai rencana Khalid, pasukan berkuda Romawi memasuki garis depan pasukan Islam. Dan Khalid telah menyiapkan pasukan berkuda untuk menghadapi mereka.

Keadaan berjalan sesuai rencana. Tentar-tentara Romawi diterkam oleh singa-singa Islam. Mereka lari kocar-kacir. Ada yang menuju sungai. Ada pula yang memasuki jurang-jurang. Mereka kian terpojok dan banyak yang tewas terbunuh.

Sedangkan pasukan infanteri Romawi berada dalam keadaan terikat. Karena takut lari dari perang, pemimpin mereka merantai pasukan pejalan kaki ini, satu rantai 10 orang. Rantai itu membuat mereka sulit bergerak. Terlebih saat salah seorang dari mereka terluka atau tewas. Perang berlangsung selama satu hari. Theodoric kabur dan akhirnya tewas terjerembab ke dalam jurang.

Kerugian yang didapat kaum muslimin pada perang ini sekitar 3000 pasukan terluka, sedangkan kerugian Romawi tak terhitung. Seorang dari pasukan Khalid menyatakan bahwa kerugian yang diderita Romawi adalah 8000 orang Romawi tewas terjerembab di parit termasuk di antaranya Theodoric, saudara Heraclius. Khalid berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-hamba-Nya yang beriman”.

Sebelumnya, saat perang tengah berkecamuk, datang seorang utusan dari Madinah yang mengabarkan bahwa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu wafat. Kaum muslimin telah sepakat membaiat Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu sebagai penggantinya. Utusan itu juga mengabarkan, Khalifah Umar mengganti Khalid bin al-Walid dengan Abu Ubaidah bin al-Jarrah sebagai panglima utama pasukan. Khalid sengaja merahasiakan kabar ini, khawatir konsentrasi pasukan terpecah dan mengganggu moral pasukan jika diberitahu saat perang terjadi. Setelah perang usai, Khalid meletakkan jabatan dan memberikannya kepada Abu Ubaidah bin al-Jarrah. “Sekarang, engkaulah panglima besar pasukan. Aku adalah prajuritmu yang bisa dipercaya. Perintahkanlah aku, aku akan menaati,” kata Khalid kepada Abu Ubaidah.

*Wafatnya Panglima Besar*

Nama Khalid bin al-Walid telah terukir dalam sejarah sebagai seorang panglima besar. Ia turut serta dalam perang-perang yang mengubah perjalanan sejarah. Mampu menghatam negara adidaya yang sebelumnya tak terkalahkan. Dan mengangkat martabat Daulah Islamiyah.

Setelah kemenangan di Yarmuk, Khalid memperingatkan Raja Persia, Kisra, yang juga ingin memerangi Islam. Khalid mengatakan, “Masuk Islamlah, pasti kau selamat. Jika tidak, sungguh aku akan datang menemui kalian bersama orang-orang yang mendambakan kematian sebagaimana kalian mencintai kehidupan”.

Saat membaca surat itu, Kisra merasa ciut. Ia mengirim utusan ke Kaisar China untuk meminta bantuan. Kaisar China menanggapinya dengan mengatakan, “Wahai Kisra, tidak ada daya bagiku menghadapi kaum yang seandainya mereka ingin mencongkel gunung, niscaya mereka bisa melakukannya. Orang-orang yang takut kepada Allah, maka Allah membuat segala sesuatu takut kepada mereka”.

Di akhir hayatnya, ia hanya memiliki harta berupa pedang dan kuda yang ia pakai untuk berjihad di jalan Allah. Saat itu ia menangis, “Inilah keadaanku, akan wafat di atas kasurku. Padahal tidak satu jengkal pun di tubuhku kecuali terdapat bekas sabetan pedang, atau tusukan tombak, atau luka bekas anak panah yang menancap di jalan Allah. Aku mati seperti seekor hewan. Padahal aku berharap mati syahid di jalan Allah. Karena itu, jangan tidur mata-mata yang penakut”.

Benarlah firman Allah ﷻ,

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا

_“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).” (QS:Al-Ahzab Ayat: 23)._

------------------------

Repost RIZAL/KIM LDII