Jumat, 04 November 2016

Menteri Agama: Tanpa Kertas, Munas LDII Jadi Contoh


IMG_0467-min
Jakarta (3/11)Mendekati Musyawarah Nasional (Munas) VIII LDII, jajaran pengurus DPP LDII bertemu dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Pertemuan ini sekaligus mengundang secara resmi Menteri Agama, yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk membuka Munas LDII. Hal ini dikarenakan Presiden baru dapat hadir ke Munas LDII pada hari kedua.
Dalam pertemuan itu, Ketua DPP LDII Abdullah Syam memberikan paparan mengenai Munas, tiga tema utama yang diangkat yaitu mengenai : ekonomi syariah, penguatan kualitas SDM dan pemanfaatan teknologi informasi serta pengukuhan gerakan menghormati guru, yang dilakukan warga LDII secara nasional.
“Ini untuk pertama kalinya kami melaksanakan Munas tanpa menggunakan kertas. Untuk mendukung kampanye pemerintah dalam pelestarian hutan. Selain itu, ini juga sejalan dengan tema munas yakni pemanfaatan teknologi informasi,” ujar Abdullah Syam.
Munas yang paperless ini, menurutnya, juga dapat menghemat biaya yang cukup signifikan bagi panitia. Alhasil, mulai dari pendaftaran hingga penyebarluasan materi pembicara menggunakan aplikasi khusus serta memanfaatkan fasilitas surat elektronik.
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi dan sangat tertarik dengan rencana DPP LDII yang menggelar Munas dengan metodepaperless. “Saya kira hal ini sangat baik dan dapat menjadi contoh bagi ormasi lain, kan dapat menekan biaya juga to?” ujar Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, saat menerima kunjungan pengurus DPP LDII di ruang kerjanya di Kantor Kementerian Agama RI di Jalan Lapangan Benteng, Jakarta Pusat, pada Kamis (3/11).
silaturohim LDII dengan Mentri Agama H.Lukman Syaifudin
Silaturohim DPP LDII dengan Mentri Agama H.Lukman Hakim Syaifudin
Dalam pertemuan itu, Abdullah Syam menjelaskan persiapan Munas diantaranya Gerakan Menghormati Guru, yang bagi LDII sangar ‘urgent’ untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan selain kurikulum pendidikan yang harus terus diperbaiki, penghormatan dan penghargaan terhadap guru di Indonesia yang kian memudar. “Guru bukan lagi sosok yang dihormati, hal ini mengganggu pendidikan Indonesia. Tanpa penghormatan terhadap guru, anak didik tidak lagi memiliki role model, yang mengakibatkan merosotnya generasi masa depan bangsa,” ujar Abdullah Syam.
Event munas LDII kali ini juga menjadi ajang untuk meluncurkan startup berupae-commerce pertama yang menggunakan sistem syariah, dengan alamat pikub.or.id. Integrasi aplikasi berbasis digital dengan merapkan konsep syariah ini diharapkan dapat mempermudah penjual maupun pembeli dalam proses jual beli. Mengingat aktivitas berdagang tidak hanya sekadar perintah Allah SWT dan Rasulnya, namun juga jauh dari hal ribawi dan saling mengubtungkan baik untuk menjual maupun pembeli.
Setelah diskusi mengenai arah Munas kedepan, akhirnya Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudiin memastikan akan hadir dan membuka Munas VIII LDII.
Sementara itu, usai menemui Menteri Agama, Ketua DPP LDII Abdullah Syam menyatakan DPP LDII tidak melarang warganya untuk ikut turun ke jalan, asal tidak membawa atrbut organisasi. Menurut DPP LDII, penghinaan terhadap ayat atau kitab suci Alquran, merupakan pelanggaran hukum agama dan hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Dengan demikian, aksi demontrasi merupakan wujud penolakan terhadap penghinaan agama. Namun Abdullah Syam mengingatkan, Indonesia adalah negara hukum dan demokrasi. Ia berharap demontrasi nanti berjalan dengan tertib sebagai wujud unjuk rasa, dan jauh dari kekerasan yang justru menimbulkan sikap antipasti terhadap umat Islam yang ingin membela akidah.
DPP LDII, menurut Abdullah Syam, mendukung proses hukum yang berlaku dan tidak lagi ada pihak-pihak yang mempolitisasi atau menggunakan agama dalam ranah pemilihan kepala daerah.(iqbl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar