Senin, 08 Agustus 2016

Menanggulangi Godaan Syahwat




Sungguh berat godaan yang dihadapi oleh kaum remaja masa kini. Di satu pihak mereka dituntut untuk menunda perkawinan tapi di lain pihak godaan syahwat begitu maraknya di sekitar mereka, baik berupa pornografi maupun pornoaksi. Tidak hanya dari media cetak yang beredar di luaran, tapi juga dari jaringan internet yang bisa masuk ke ruang belajar mereka, atau malah dari gadget yang berada di genggaman mereka. Kalau tidak kuat-kuatnya ketakwaan mereka, bisa-bisa jebollah pertahanan iman mereka.
Bagaimana agar kita terhindar dari pelanggaran godaan syahwat? Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu pelanggaran itu bisa terjadi kalau ada niat atau keinginan untuk melanggar dari si pelaku dan ada kesempatan untuk berbuat pelanggaran. Maka untuk menghindari pelanggaran syahwat perlu tindakan sebagi berikut: Pertama, isilah hidup kita dengan kegiatan-kegiatan yang positif; perbanyaklah ingat kepada Alloh; bergaullah dengan orang-orang yang saleh, perbanyaklah mengaji dan mendengarkan nasehat, perbanyaklah berdo'a agar diberi ilham-ilham yang benar. Dengan demikian diharapkan pikiran kita tidak selalu “ngeres” dan timbul rasa takut dan rasa malu bila berbuat pelanggaran, sehingga tidak terbersit pikiran atau niat untuk berbuat dosa.
Kedua, hindari kesempatan yang memungkinkan terjadinya pelanggaran. Diantaranya janganlah ber-khalwat atau berduaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya.

Jangankan orang yang sebelumnya memang punya keinginan untuk melanggar, sedangkan orang yang tidak punya niat melanggar pun, bila kesempatan untuk melanggar telah terbuka di hadapannya, bisa saja imannya yang semula kokoh pun kemudian runtuh dan terpengaruh. Seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an surah Yusuf ayat 24 yang artinya: “Sesungguhnya si wanita telah bermaksud (selingkuh) dengan Yusuf, dan Yusuf pun telah bermaksud pula dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda dari Tuhannya”.

Nabi Yusuf saja hampir terperosok karena ketika itu mereka dalam keadaan berduaan, untunglah Alloh masih melindunginya dari godaan syetan. Memang begitulah bahayanya ber-khalwat alias “menyepi”. Rosululloh SAW pernah bersabda: “Tidaklah berdua-duaan seorang lelaki dengan seorang perempuan yang bukan mahromnya kecuali yang ketiganya adalah syetan”. (HR Al-Bukhori). Katakanlah si laki-laki tidak ada niatan untuk berbuat pelanggaran, tapi kalau si perempuannya yang berinisiatif dan agresif maka bisa jadi si laki-laki pun luluh imannya.
Perlu kita ketahui bahwa kondisi “berduaan” itu bisa saja bermula dari hanya sekedar iseng; SMS-an, teleponan atau chatting-an yang kemudian mereka berdua sepakat untuk “copy darat”. Maka perbuatan iseng lewat SMS, telepon maupun chatting itu pun perlu dihindari.

Last but not least, Rosululloh menganjurkan kepada para remaja untuk memperbanyak puasa sunnah dalam rangka mengendalikan dorongan syahwat, dengan sabda beliau: “Barangsiapa yang belum mampu menikah maka berpuasalah karena puasa itu berfungsi sebagai benteng baginya” (HR Al-Bukhori). Akhirnya kepada Alloh-lah kita berlindung karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya. (Dept. PAD - DPP LDII).Oleh: H. Aceng Karimullah

Sumber Foto: Republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar